KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, yang telah memberikan Rahmat dan KaruniaNya kepada kita semua sehingga saya mampu melaksanakan kewajiban-kewajiban diatas bumi ini, begitu juga pada kesempatan ini saya diberikan tugas untuk menulis Makalah dalam suatu kajian Pengkajian Pendidikan dasar Untuk mengantisifasi Perkembangan IPTEK Dalam Era Globalisasi. yaitu yang membahas berbagai kebijakan politik dalam perrfektiv pendidikan sehingga kita bisa melihat sejauh mana pengaruhnya politik terhadapa pendidikan tersebut. Sebagaimana makalah ini kami buat dengan segala keterbatasan dan kekurangan pengetahuan kami sehingga kami sangat membutuhkan kritik dan saran terhadap tulisan yang kami rangkum dalam bentuk makalah dengan uraian-uraian yang membutuhkan penyempurnaan dari saudara-saudara rekan sekalian termasuk kepada Dosen pengampu Bapak Prof. Dr. H. Lias Hasibuan, MA. untuk kiranya bisa memberikan masukan-masukan, untuk kesempurnaan makalah ini. Sehingga menjadi lebih sempurna.
Dan akhirnya kami mengucapkan terimakasih atas kritik dan saran dari teman-teman sekalian sehingga kami bisa melaksanakan kewajiban dalam menulis makalah ini dalam bentuk satu makalah.
Penulis
M.Thontawi
1. PENDAHULUAN
Perkembangan iptek dalam era globalisasi semakin terasa dalam kehidupan masa kini dengan laju perkembangan yang semakin meningkat. Bila kita tidak mempersiapkan diri untuk mengantisipasi dan berpartisipasi dalam arus perkembangan tersebut, kita tidak akan mampu bertahan dan bahkan akan tersisih dalam percaturan dengan bangsa-bangsa lain dan masa-masa yang akan datang. Salah satu cara untuk memprsiapkan diri guna menghadapi perkembangan tersebut adalah melalui penyelenggaraan upaya pendidikan yang relevan dan berkualitas sedini mungkin. Peningkatan relevansi dan kualitas pendidikan guna menghadapi perkembangan iptek dalam era globalisasi tersebut tidak hanya difokuskan pada jenjang pendidikan tinggi melainkan harus sudah diawali dari jenjang pendidikan dasar.
Pola kehidupan yang bersendikan iptek pada dasarnya dicirikan oleh sifatnya yang kompetitif, kreatif, dan mandiri yang didukung pula oleh kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama di antara berbagai pihak. Sampai saat ini, pola kehidupan yang ada di masyarakat kita masih belum sepenuhnya menggambarkan ciri pokok pola kehidupan yang bersendikan iptek. Peran penting pendidikan untuk menjembatani kesenjangan antara pola kehidupan sekarang dan pola kehidupan yang dituntut oleh perkembangan iptek memang tidak diragukan lagi.
Hasil pengamatan tentang praktek pendidikan yang berlaku sekarang tentang praktek pendidikan yang berlaku sekarang masih mengindikasikan adanya kelemahan yang perlu kita benahi. Hasil pengamatan yang dimaksud menunjukkan bahwa praktek pendidikan sampai sejauh ini lebih terfokus pada aspek pembelajran yang lebih menekankan pada pengembangan aspek dengan berorientasi pada pencapaian target (materi) kurikulum.
Upaya yang lebih realistis untuk mengoptiamalkan peran pendidikan untuk menghadapi masa depan adalah melalui optimalisasi dan pengkinian proses pembelajaran itu sendiri. Dengan mengoptimalkan proses pembelajaran, kita ingin mengakomodasi baik dampak instruksional (penguasaan kompetensi dalam bidang yang kita belajari) maupun dampak penyerta (pemilikan berbagai kompetensi lain yang diperlukan dalam kehidupan seperti ; disiplin, tanggung jawab, bekerja sama, dan kemampuan berkomunikasi). Bila dampak instruksioanal kita asosialisasikan dengan hard skills, maka dampak penyerta dapat kita asosiasikan dengan soft skill. Dalam proses pembelajaran, penumbuhan dampak penyerta/ soft skills ini dapat kiat upayakan melalui penggunaan yang mendidik dimana nilai-nilai kependidikan sudah terpadu dalan proses pembelajaran berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.
Dengan tetap mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar terkandung dalam standar isi tetap mata pelajan, kompetensi-kompetensi penting yang perlu dikembangkan untuk menyongsong kehidupan masa depan yang bersendikan iptek tersebut meliputi:
• Ketrampilan berpikir analistis dan kritis (thinking skills);
• Kemampuan memecahkan masalah (problem solving)
• Sikap terbuka, kreatif, mandiri, disiplin, komunikatif dan mampu bekerjasama
• Berpikir selektif dalam menghadapi dan menggunakan produk-produk teknologi;
• Berkemampuan berpikir produktif / menghasilkan produk (dalam arti kata baik produk yang bersifat fisik (benda, alat, gambar dan sejenisnya) maupun produk non-fisik ( cara kerja, model, rumus, dan sejenisnya);
• Berkemampuan mengolah bahan yang semula tidak berguna menjadi berguna; dan
• Berkemauan dan berkemampuan mengakses informasi bagi pengembangan diri.
Pemilikan berbagai kompetensi yang diharapkan tersebut perlu didikung oleh pemilihan materi pembelajaran yang relevan, penerapan model-model pembelajaran yang efektif, dan peningkatan kualitas guru secara berkesinambungan, di samping upaya penyediaan fasilitas pembelajaran yang diperlukan. Dengan melihat kondisi yang ada sekarang, upaya mewujudkan pembelajaran yang mendidik melalui pengembangan berbagai inovasi dalam materi, proses, dan sumberdaya pendukung, dapat dilakukan tanpa mengubah pola pembelajaran secara drastis. Diharapkan dengan upaya seperti ini dapat membawa peserta didik dan lulusan kearah pemilikan berbagai kompetensi yang diperlukan dalam menghadapi tantangan globalisasi.
Agar upaya semacam ini dapat berkembang menjadi upaya yang berlangsung secara berkesinambungan (sustainable development), diperlukan adanya payung kebijakan nasiaonal yang didukung / diperkuat oleh hasil-hasil penelitian. Data yang dihasilkan oleh penelitian tidak hanya diperlukan sebagai dasar pertimbangan bagi lahirnya kebijakan, melainkan juag untuk memperjelas baik materi kebijakan maupun upaya-upaya yang akan ditempuh dalam menindaklanjuti kebijakan yang dikeluarkan.
Berdasrkan uraian di atas, pertanyaan-pertanyaan pokok yang menggambarkan masalah yang akan dijawab melalui penelitian kebijakan ini adalah:
• Materi-materi pembelajaran yang bagaimana yang dinilai potensi untuk mendukung pengembangan kompetensi peserta didik guna meghadapi perkembangan iptek dalam era globalisasi.
• Model pembelajaran yang bagaimana yang efektif dan dapat dilaksanakan oleh guru untuk mendukung pencapaian kompetensi-kompetensi tersebut?
• Sumber-sumber belajar apa yang dapt digunakan dan diakses oleh para guru untuk keperluan pengembangan profesional masing-masing?
2. METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development / research based development). Penelitian ini pada dasarnya dapat dilakukan pada semua mata pelajaran. Dengan mempertimbangakan urutan prioritasnya, penelitian ini difokuskan pada mata pembelajaran yang dinilai sangat potensial bagi pengembangan kemampuan dan wawasan iptek yaitu: matematika, IPA, dan IPS di SD/MI dan SMP/MTs.
Eksploirasi dan uji lapangan dilakukan dienam propinsi yaitu jawa tengah, jawa timur, sulawesi selatan, Nusa tenggara barat, kalimantan tengah, dan riau. Untuk kelancaran penelitian ini dilakukan kerjasama dengan perguruan tinggi dan dinas pendidikan di kota-kota besar yaitu Solo, Surabaya, Makassar, Mataram, palangka Raya, dan pekan Baru.
Langkah-langkah pokok pnegkajian IPTEK pendidikan dasar yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a. penyiapan disain dan instrumen oleh tim inti dan tim koordinasi daerah dilanjutkan dengan pembahasan oleh tim reviewer dan pemantapan.
b. Studi penahuluan / eksploratoris yang dilakukan oleh tim koordiansi daerah
c. Indentifikasi materi / pokok materi pokok oleh tim pengembang, yang dinilai mendukung pengembangan kemampuan dan wawasan iptek.
d. Penyusunan model-model pembelajran oleh tim pengembang bekerja sama dengan guru-guru dari bandung dilanjutkan dengan pembahasan oleh tim reviewer dan pemantapan.
e. Uji lapangan terbatas oleh tim pengembang dan guru-guru di bandung dilanjutkan dengan perbaikan model.
f. Pelatihan guru-guru SD/MI & SMP/MTs di 6 propinsi oleh tim pengembang bekerja sama dengan guru-guru dari bandung dan tim koordiansi daerah
g. Uji lapangan utama pada SD/MI & SMP/MTs di setiap provinsi oleh guru-guru setempat dengan pemantauan/ penilaian dan pembinaan oleh kepala sekolah, Dinas, Tim koordinasi Daerah, Tim pengembang, dan tim Inti.
h. Perbaikan model oleh tim pengembang berdasarkan data hasil uji lapangan
i. Penulisan laporan oleh tim inti, tim pengembang, dan tim koordinasi daerah.
Dalam menetapkan materi dan model pembelajaran yang potensial bagi pengembangan kemampuan dan wawasan iptek peserta didik digunakan sejumlah kriteria yang mengacu pada kompetensi-kompetensi penting yang perlu dikembangkan untuk menyongsong kehidupan masa depan yang bersendikan iptek seperti tertera pada bagian pendahuluan halaman 2 laporan ini.
Selain itu, juga didasarkan pada pertimbangan pembelajaran yang:
• Menantang tapi menyenangkan ;
• Secara teknis dapat dilaksanakan oleh guru-guru setelah melalui pelatihan singkat;
• Dapat diwujudkan dengan menggunakan sarana yang dapat diperoleh dari lingkungan setempat.
3. TEMUAN
a. Materi-materi yang potensial
Dari setiap mata pelajaran yang dikaji, ditemukan sejumlah materi pokok yang potensial yaitu materi pokok hasil penjabaran standar isi dan standar kompetensi lulusan yang dapat dimuati materi iptek untuk mengembangkan kemampuan dan sikap peserta didik/ luluan. Hasil lengkap dapat dilihat pada lampiran laporan lengkap.
Pada dasarnya pembelajaran materi pokok yang bermuatan iptek itu dapat:
• Dirancang dengan melibatkan keaktifan peserta didik (individual dan kelompok)secara optimal selama proses pembelajaran berlangasung, dan dapat
• Bermuara pada pengembangan produk tertentu, baik produk yang bersifat fisik (benda, alat, gambar dan sejenisnya) maupun produk non fisik (cara kerja, model, rumus, dan sejenisnya).
Mengingat salah satu hasil akhir pengkajian ini berupa model pembelajaran baik di SD/MI maupun SMP/MTs maka dipilih materi pokok sebagai berikut.
Mata pelajaran
SD/MI SMP/MTS
Matematika
• Keliling dan luas bangun datar (kls IV)
• Volume balok dan kubus (kls V) • Bangun datar (kls VII)
• Bangun ruang (kls VIII)
IPA • Struktur organ tubuh manusia (kls IV)
• Penjernihan Air (kls V) • Mengelola sampah (kls VII)
• Membuat dan merancang alat pemotong styrofoam dengan batere (kls VIII)
IPS • Sumber daya alam dan ke-giatan ekonomi penduduk (kls IV)
• Kenampakkan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di indonesia (KLS IV) • Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu (kls VII)
• Jenis dan proses terbentuknya hujan (kls VII)
• Jenis dan proses terbentuknya angin (kls VII)
• Permasalahan penduduk (kls VIII)
• Letak indonesia (kls VIII)
b. Model pembelajaran
Untuk setiap materi yang dipilih, telah dihasikan contoh medel pembelajaran yang elah diujilapangan dengan penjelasan sebagai berikut:
1). Medel pembelajaran cenderung mengarah pada pengabungan dua rumpun medel yaitu information processing modal dan social modal. Inti model pemecahan masalah ( problem based instruction) dengan perorganisasi kelas secara kooperatip dan koloboratif( kelompok perserta didik). Langkah pembelajaran pada dasar terdiri dari 3 tahap.
2). Pengajuan peristiwa atau kejadian nyata oleh guru, Dilanjutkan dengan pengungkapan masalah oleh peserta didik.
3). Kegiatan pemecahan masalah oleh perserta didik dalam bentuk kerja kelompok, yang diakhiri dengan
a. laporan kelompok / diskusi kelas dan umpan balik (feedback) oleh guru
b. setiap model pembelajaran telah dikemas dalam komponen-komponen berikut:
1. program pembelajaran, yang terdiri atas: rencana pelaksanaan pembelajaran /RPP, bahan Ajar, lembar kerja siswa/ KLS, dan Alat Evaluasi
2. panduan guru
c. Perubahan yang tampak pada uji lapangan
1. perubahan yang tampak pada peserta didik antara lain:
a. meningkatnya perhatian dan minat siswa terhadap proses pembelajaran yang dirasakan lebih menyenangkan;
b. meningkatnya kemampuan siswa menemukan pola-pola baru dalam pembelajaran matematika, IPA, dan IPS sebagai akibat dari penerapan pendekatan pemecahan masalah;
c. kemampuan siswa dalam menyampaikan gagasan dan berkomunikasi melalui latihan penyampaian dan diskusi laporan pada setiap akhir pelajaran;
d. berkembangnya keaktifan siswa dalam proses belajar sebagai akibat diterapkannya mekanisme kerja kelompok;
e. berkembangnya kegiatan bekerja sama diantara para siswa selama kegiatan kerja kelompok;
f. meningkatnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran sebagai akibat dari pola kegiatan belajar yang berlangsung
g. meningkatnya pemahaman siswa tentang materi / konsep yang di pelajrai karena diperoleh melalui hands-on experience.
2. perubahan yang tampak pada guru, antara lain:
a. terdorongnya guru untuk mengembangkan pola-pola pembelajran iptek yang disesuaikan dengankondisi lingkungan;
b. terdorongnya guru untuk melakukan persiapan pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik;
terdorongnya guru untuk berkreasi dalam mengatasi kekurangan fasilitas / peralatan yang menunjang pembelajaran.
d. Kondisi yang diperlukan untuk melaksanakan model pembelajaran.
Untuk suatu perubahan suatu yang positif, penerapan model-model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik secara optimal memerlukan kondisi sebagai berikut.
1. kemampuan guru
kemampuan guru untuk mengola pembelajaran dengan jumlah siswa perkelas yang rata-rata mencapai 50 orang.
2. waktu dan fasilitas pembelajran
untuk mencapai ketuntasan proses & hasil pembelajaran yang bernuansa iptek diperlukan waktu yang memadai. Selain itu, diperlukan failitas yang menunjang penerapan model pembelajaran.
3. kebiasaan dan kompetensi guru
kebiasaan guru yang kreatif dan inovatif dalam praktek pembelajaran sangat diperlukan untuk keterlaksanaan pembelajran berwawasan iptek.
e. Sumber Belajar Bbagi Ppengembangan Profesioanal Guru
Dari hasil observasi dan wawancara dengan berabagai pihak di lapangan, diperoleh gambaran tentang berbagai sumber belajar yang ada dan dapat digunakan serta diakses guru khususnya yang ada dan dapat digunakan serta diakses guru khususnya bagi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berwawasan iptek dan umumnya bagi pengembangan profesional guru.
Sumber-sumebr yang dimaksud dapat dikelompokkan dalam :
1. media cetak-cetak, seperti:
a. panduan-panduan pembelajaran yang dikeluarkan oleh Ditjen Dikti, Ditjen PMPTK, LPTK, dan LPMP
b.buku-buku teks dan modul yang ditulis oleh berbagai pakar pendidikan
c.tulisan-tulisan dalam majalah / jurnal / buletin pendidikan
2. media eliktronok, khususnya internet
3. lembaga dan kelompok-kelompok kerja, seperti LPTK, LPMP, dinas pendidikan, KKG/MGMP
Berdasarkan hasil kajian pada umumnya para guru yang ikut serta dalam uji lapangan model pembelajaran bernuansa iptek, belum banyak mengakses sumber belajar tersebut. Hal ini antara lain disebabkan oleh kurangnya informasi tentang cara mengakses sumber-sumber belajar tersebut. Selain itu, banyak sumber belajra yang berupa tulisan mengenai hasil-hasil penelitian pengembangan iptek terkini yang tidak mudah tercerna oleh para guru.
4. SIMPULAN DAN REKOMENDASI.
a. Simpulan
1. Materi yang pontesial untuk mengembangkan kemampuan dan wawasan iptek peserta didik adalah materi pokok yang pembelajarannya:
a. dapat dirancang dan diimplementasikan dengan melibatkan keaktifan peserta didik (individual dan kelompok) secara optimal selama proses pembelajaran berlangsung.
b. dapat bermuara terhadap pengembangan produk tertentu, baik produk yang bersifat fisik maupun produk non fisik.
2. Model pembelajaran yang pontensial untuk mengembangkan kemampuan dan wawasan inptek peserta didik adalah gabungan yaitu information proccecing model dan sosial model. Yang berbasis pada pemecahan masalah (problem based instruction) dengan pengorganisasian kelas secara kooperatif dan kolaboratif (kelompok peserta didik).
3. pada setiap daerah terdapat sejumlah sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh guru, berupa media cetak, media elektronik, maupun lembaga dan berbagai kelompok kerja. Tetapi, sumber-sumber belum banyak diakses oleh para guru.
b. Rekomendasi
Sebagai tindak lanjut penelitian ini, direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. pimpinan Depdiknas mengeluarkan kebijakan nasional bagi penerapan model-model pembelajaran yang potensial untuk mengantisipasi perkembangan iptek dan globalisasi dengan menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan.
2. BNSP perlu melakukan peninjauan kembali standard isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL) agar memungkinkan dikembangkannya proses pembelajaran yang mendidik sehingga guru dapat melakukan inovasi yang dapat memfasillitasi pengembangan ketrampilan berpikir (inkuiri, pemecahan masalah, berpikir kreatif), keterbukaan (otonomi, kooperatif, disiplin), dan produktivitas yang bermakna untuk kehidupan yang lebih baik.
3. BNSP dan pusat penelitian pendidikan balitbang membuat panduan penyusunan soal-soal ujian akhir yang bersifat pemecahan masalah
4. Ditjen Tinggi, sesuai dengan strategi jangka panjang pendidikan tinggi (HELTS) mendorong LPTK untuk meningkatkan upaya dalam mempersiapkan calon-calon guru sehingga mampu melakukan inovasi dalam pembelajaran yang mendidik.
M. Thontawi, S.Pd.I
Unit Litbang Ma'had Al-jami'ah IAIN STS Jambi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar