Sabtu, 10 Maret 2012

SEJARAH PERTAMA KALI ISLAM DI AMERIKA SERIKAT

Pendahuluan

    Secara historis, penyebaran imigran muslim di Eropa sekarang mencerminkan wilayah pengaruh penjajahan masa lalu. Kebayakan imigran yang menetap di Prancis adalah orang  Maroko, Aljazair, dan sejumlah muslim Afrika dari selatan Sahara. Mereka semua, awalnya dijajah Perancis. Kebayakan orang Indonesia menempati Belanda. Adapun inggris banyak ditempati imigran dari anak benua India, Malasyia, dan sejumlah orang Yaman, Somalia, dan Afrika Utara. Sedangkan Jerman agak berbeda, imigran yang ada kebayakan orang Turki, Maroko, dan yang lainnya tidak ada kaitan dengan pengaruh Jerman. Sekalipun mereka orang Muslim, namun gaya hidup masing-masing sesuai dengan kebiasaan dan sikap hidup yang dibawa dari negeri asal menujukkan perbedaan.
    Pada awal tahun 700-an penganut agama islam mulai mendominasi Timur Tengah dan Afrika Utara serta Spanyol di Eropa. Wilayahnya bahkan lebih besar daripada kerajaan Romawi. Setelah orang islam dari Arab menaklukan Afrika Utara, giliran Afrika Utara yang telah diislamkan berusaha masuk Eropa melalui Spanyol, mereka berhasil menduduki sebagian wilayah, tetapi pada akhirnya dikalahkan di poitier oleh Karel Martel pada tahun 732. Namun, mereka masih tetap berkuasa di Spanyol hingga tahun 1200-an. Pada tahun 100-an, orang Islam dari Turki menaklukkan Timur Tengah dan sebagian Eropa Tenggara. Pada awal tahun 1300-an kelompok islam Turki lainnya, yaitu Turki Ottoman mulai menguasai seluruh wilayah ini. Pada pertengan abad ke -16, kerajaan Turki Ottoman meliputi sebagian besar Timur Tengah, Afrika Utara, dan Eropa Tenggara. Turki Ottoman mengusai wilayah ini hingga tahun 1800-an .
    Dari tahun 1100 hingga1300, kekuatan di Eropa Barat, bergabung untuk berperang melawan orang Islam guna membebaskan Palestina. Rangkaian perang ini di sebut Perang Salib. Para pemimpin Perang Salib gagal memperoleh control permanent atas tanah suci. Akan tetapi, orang Eropa mulai sadar bahwa mereka dapat memperoleh keuntungan dari kegiatan dagang  orang islam.
    Islam mempunyai bayak sumbangan atas kebudayaan Eropa. Mereka banyak menyimpan tulisan Yunani Kuno dan menerjemahkannya hingga dapat dimanfaatkan oleh orang Eropa. Islam juga banyak memajukan bidang studi matematika dan kedokteran. System angka yang berhasal dari Arab mulai diperkenalkan dan masih tetap dipakai hingga saat ini . Keberadaan muslim dibarat dapat dilihat dari komposisi penduduk muslim di Negara-negara Eropa dan sarana ibadah yang tersedia. Sebuah laporan penelitian menyebutkan, orang muslim yang berada di Prancis pada tahun 1980-an sekitar 3 juta orang. Warga muslim yang ada Jerman pada tahun 1987 sekitar 1.650.000 0rang. Sedangkan penduduk muslim Inggris pada tahun 1991 sekitar 1.200.000 orang.
    Setelah para imigran muslim terkosentrasi pada daerah-daerah tertentu Negara Eropa Barat, mereka mulai merasa penting terhadap masjid dan organisasi, sebagaimana ketika  mereka berada di Negara-negara asalnya. Jumlah masjid mulai berkembang. Di inggris minsalnya, pada akhir tahun 1960, hanya tercatat sembilan masjid sebagai tempat ibadah. Dan hanya bertambah empat masjid lagi selama lima tahun berikutnya, tetapi pada tahun 1966, terdapat kelipatan sehingga jumlah masjid terus bertambah delapan buah setiap tahunnya .
Pembahasan.
Islam di Amerika
a.    Asal-usul Islam di Amerika
Masuknya islam ke Amerika masih bersifat spekualatif karena tidak ada tori yang tegas kedatangan islam masuk ke amerika. Sebagaian ahli sejarah berpendapat bahwa para pelaut muslim adalah orang-oarang pertama yang menyebrangi samudera Atlantik dan tiba di pantai-pantai Amerika. Sebagian lain mengatakan, bahwa Cristhoper Colombus telah dibimbing untuk mendarat di benua atu oleh navigator-navigator dan pembantu-pembantu muslim Andalusia atau maroko yang jasa-jasanya telah dibayar oleh Colombus . Rujukan lain menyebutkan bahwa asal-usul islam di Amerika adalah sejarah perdagangan budak di AS. Di antara budak-budak yang terhitung dalam American Ethnological society terdapat budak muslim yang terpelajar, di antaranya adalah Ayyub ibnu sulaiman Diallo, pangeran Bundu dari Afrika yang diculik dan dijual sebagai budak pada tahun 1730. setelah tiga tahun (1733), ia dimerdekakan sebagai rasa terima kasih atas kepandaian dan kejujuran serta rasa simpatinya terhadap orang kulit putih.
    Pendapat mungkin benar, mengingat secara factual komunitas muslim yang termasuk kelompok minoritas tersebar di pesisir Amerika utara dan selatan termasuk di suriname. Fakta kedua yang sulit dibantah adalah bahwa pemeluk agama islam di kawasan ini terdiri atas orang-orang yang berkulit hitam ( black Moslem ) dan orang-orang imigran dari Negara-negara islam seperti libanon, siria, irak, Pakistan, dan lain-lain. Tercatat dalam sejarah Amerika bahwa orang-orang hitam (Afrika) masuk kenegri ini sebagai budak atau sebagi pekerja rendahan. Kenyataan histories seperti ini sangat berpengaruh terhadp sikap orang-orang kulit putih terhadap orang-orang kulit hitam (negro) dan sekaligus terhadap islam sebagi suatu system kepercayaan yang dianutnya 
Antara tahun 1619-1663 tercatat beberapa budak Afrika yang datang ke Amerika. Di antara mereka adalah Yarrow Muhmaut dan Muhammad Bah. Sebelumnya, pada tahun 1539seorang muslim dari Maroko ikut bersama putra mahkota New Spain dalam sebuah ekspedisi ke Arizona dan New mexico. Bahkan, pada tahun 1500-an Nazaruddin seorang orang mesir telah menetap di cats kaills, New York yang kemudiandibakar hidup-hidup karena membunuh seorang perempuan Indian.
Dalam salah satu sumber menyebutkan bahwa orang Arab yang pertama ke negeri ini tercatat adalah keturunan wahab yang menetap di Ocracoke island dan Carolina Utara pada abad ke-18. mereka tercatat sebagai budak yang tidak memakan babi dan beriman kepada Allah dan Muhammad. Pada pertengahan abad ke-19, pasukan kavaleri As. Mempekerjakan seorang arab bernama Haji AM dalam rangka melakukan percobaan peternakan unta di Arizona yang kemudian di panggil dengan nama Hi Jolly. Mereka itulah yang memberikan inspirasi kepada sejumlah masyarakat Afro Amerika untuk memeluk islam yang kemudian di kenal dengan black Moslem
Adapun orang amerika yang pertama sebagai pemeluk islam ynag tercatat adalah Reveend Norman, seorang misionaris gereja methodisty di Turki yang memeluk islam pada tahun 1970, pada decade berikutnya seorang Afro Amerika. Muhammad Alexandder russel Webb yang masuk islam ketika ia bertugas sebagai konsul jenderal AS di Filipina pada tahun 1887. ia adalah pelopor yang pertama mendirikan organisasi islam di negeri ini pada tahun 1893 dan menerbitkan the muslim world sebagai sarana dakwahnya. Ia juga mendirikan sekitar enam cabang Moslem brotherhood dan America Islamic propaganda di berbagai kawasan amerika, kemudian diikuti oleh tokoh-tokoh lainnya, seperti Nobble Drew Ali mendirikan Morish American science temple pada tahun 1913, sehingga islam mulai bangkit sebagai fenomena agama dikalangan masyarakat amerika.
    Memasuki abad ke-19, perdagangan budak dihentikan, terutama setelah presiden Abraham Lincoln mengeluarkan Emancipation proclamation (Proklamasi kemerdekaaan) tanggal 1 januari 1863, yang menetapkan bahwa budak-budak di Negara bagian AS adalah merdeka. Dengan demikian, banyak orang islam yang berasal dari Mesir, Yordania, Siria, Irak, Pakistan, India, Yugoslavia, Uni Soviet, dan Albania yang bermigrasi ke Amerika pada tahun itu kemudian disusul dengan gelombang imigrasi berikutnya. Tercatat tidak kurang dari lima gelombang imigrasi orang-orang islam dari berbagai Negara untuk menetap di Amerika. Gelombang kedua terjadi antara tahun 1918-1922 setelah terjadi perang Dunia 1, gelombang ketiga antara tahun 1930-1938, gelombang keempat terjadi antara tahun 1947-1960, dan gelombang kelima terjadi antara tahun 1967 hingga sekarang. Mereka umumnya adalah orang-orang terdidik dari perkotaan, anak-anak pengusaha yang sudah terbaratkan (westernized) sebelum datang ke AS yang umumnya untuk mendapalatihan teknik lanjutan atau untuk memperoleh kesempatan kerja secara professional.
    Fakta diatas dapat diketahui bahwa masuknya islam ke Benua Amerika, bukanlah dari sebuah ekspedisi secara politis sengaja dikirim dengan tujuan untuk pengembangan wilayah (ekspensi) atau pengembangan islam yang menyebarkan islam secara cultural, tetapi melalui komoditi para budak yang teguh memegang agamanya seperti bilal. Hal ini menjadi kendala bagi perkembangan islam selanjutnya
b.    Perkembangan Islam di Amerika
Perkembangan islam di kawasan ini mengalami kendala histories yang sangat serius. Bangsa Amerika mengenal islam pertama kali melalui orang-orang yang mereka pekerjakan sebagai budak. Para budak selalu mempertahankan tradisi keimanan dan keislamannya yang tidak mau memakan daging babi dan percaya kepada Allah dan Muhammad serta berlaku jujur atau amanah. Sikap dan perilaku yang demikian, dipandang sebagai suatu system kepercayaan baru bagi tuan-tuan yang selama ini menguasai mereka. Kendati perilaku keagamaan yang ditampilkan oleh budak-budak tersebut mengungguli tradisi keagamaan public, akan tetapi masih sangat sulit untuk dapat diresepsi oleh tuan-tuan yang menurut sosiokultural saat itu berkedudukan sangat tinggi. Ini adalah fakta histories yang tidak menguntungkan bagi perkembangan islam.
Selanjutnya, islam berkembang sejalan dengan perkembangan kaum muslimin dikawasan ini, sebagaimana yang tampak dari jumlah sarana peribadatan dan pusat kegiatan keagamaan islam di beberapa kota besar dan kecil di amerika. Di Chicago, terdapat perguruan tinggi American islam college, di north California berdiri American muslem school, di samping banyak universitas-universitas yang menyelenggarakan program Islamic studies seperti universitas Chicago, universitas Columbia, univeritas Harvard, universitas California di berckeley, universitas new York di benghamten, universitas Michigan, universitas texas di Austria, universitas Utah di shalthake city, universitas temple di philadelpia, dan universitas Mc.Gill di montreal canada.
Dengan adanya pusat studi islam tersebut, pemahaman bangsa Amerika, terutama dari kalangan intelektual terhadap islam semakin baik, disbanding dengan sebelumnya yang sangat negative. Seorang penulis muslim, Ali M. Kertani seperti yang diikuti Oleh mukti Ali mengemukakan bahwa konversi Agama di AS terjadi 3-4% setiap tahun dari penduduk muslim Amerika. Selanjutnya, ia menerangkan bahwasanya ada dua faktor yang menyebabkan meningkatnya konversi agama, yaitu meningkatnya kelahiran yang alami dan meningkatnya imigrasi dari Negara-negara  islam, terutama dikalangan mahasiswa yang jumlahnya sangat besar datang ke Amerika. Jumlah mahasiswa yang asing di perguruan tinggi dan universitas di AS tahun akademik 1969/1970 sebanyak 134,959 orang, pada tahun 1979/1980 meningkat menjadi 286,265 orang, dan mahasiswa yang berasal dari Asia dan afrika sebagai sumber mahasiswa muslim terbesar jumlahnya meningkat lebih dari dua kali lipat, yaitu dari 71.918 orang menjadi 181.270 orang. Seorang penulis memperkirakan bahwa di Amerika serikat terdapat 750.00 lebih mahasiswa muslim asing.
    Di AS tidak ada sensus agama, dan sejak tahun 1936 diadakan ststistik pemeluk agama dengan perantara badan agama, tetapai sayangnya tidak memasukkan jumlah umat islam (US Department of Commerce) sehingga tidak ad astatistik pemerintah yang resmi, menerangkan jumlah orang-orang islam di AS. Namun demikian, the Islamic center in Whasington Dc dan the federation of islam association (FIA) in the US and Canada yang berdiri pada tahun 1970, telah mengadakan pendataan umat islam dikawasan ini. Sejak saat itu, jumlah umat islam diketahui dengan angka-angka yang dapat menunjukkan peningkatan terjadi hingga dua juta orang. Y. Vone Y. Haddad seorang ilmuan muslim AS sebagaimana dikutip oleh mukti Ali, memperkirakan jumlah umat islam pada tahun 1987 sebanyak 3 juta orang. Lukman harun meluporkan hasil kunjungannya ke amerika pada tahun 1981 bahwa pemganut agama islam di seluruh AS, termasuk orang-orang Amerika sendiri, kaum imigran dari Negara-negara islam, serta pendatang lainnya dengan tujuan belajar. Kaum cendikiawan, pekerja, dan sebagainya berjumlah 5 juta orang.
Tidak adanya keseragaman angka dalam statistik umat islam di amerika, baik yang menggambarkan pertumbuhan yang disebabkan oleh kelahiran dan migrasi maupun perkembangan yang berhubungan dengan konversi agama, dikarenakan tidak adanya sensus penduduk yang mencakup seluruh komunitas muslim di kawasan tersebut. Organisasi-organisasi keagamaan islam tampaknya belum terkoordinir untuk mensensus warga muslim di amerika. Hal ini terbukti dengan tidak adanya keseragaman angka yang melaporkan keberadaan umat islam, kecuali yang menyangkut keanggotaannya masing-masing. Namun demikian, semuanya memberikan informasi yang sama, yaitu komunitas muslim di amerika menunjukkan perkmbangan yang mengembirakan.
    Gerakan dan laju perkembangan islam di amerika tidak terlepas dari perjuangan seorang muslim Amerika-Eropa bernama Muhammad Alexander Russel Web, yang berusaha secara langsung dan sungguh sungguh untuk menarik orang-orang amerika agar memeluk islam. Untuk merealisasikan tujuan ini, pada tahun 1843 ia mendirikan organisasi American Islamic propagation movement dan mendirikan penerbitan the Moslem world serta memberikan kuliah di beberapa kota. Ia menjadi kritis  dan bersemangat terhadap gereja Kristen erta membela islam, ia menulis tiga buah buku termasuk buku pedoman sholat bergamabr. Menjelang kematiannya pada tahun 1916, Webb telah berhasil mendirikan tujuh cabang Moslem brotherhood atau American Islamic propaganda di berbagai kota dipantai timur dan kota-kota pedalaman barat amerika. Meskipun organisasinya kemudian menjadi bubar, namun tidak dapat diragukan bahawa para anggotanya telah memengaruhinya upaya-upaya selanjutnya dalam membina islam di amerika. Sebelum Webb wafat, islam sudah mulai bangkit sebagai gejala nasionalistis dan sekaligus sebagai gejala keagamaan dikalangan orang-orang amerika-afrika. Kebangkitan tersebut tidak terlepas dari seorang tokoh muslim Noble Drew Ali. Drew Ali adalah seorang muslim berkebangsaan Afrika (Moor) yang telah lama menetap di North Carolina. Drew dilahirkan pada tahun 1866 dan diberi nama Kristen Timotheus Drew, kemudian ia berganti nama yang menunjukkan warisan Moor, Noble Drew Ali. Para para pengikutnya juga tidak mengenalnya sebagai orang negro atau orang Afrika, tetapi sebagi Amerika Moor. Drew sebenarnya bukanlah orang yang berpendidikan tinggi, tetapi ia mempunyai pengetahuan tentang islam yang di anggapnya sebagai kunci yang setelah lima tahun kemudian dinamakan Black Liberation. Misi utamanya adalah membangkitkan kesadaran orang afrika- Amerika tentang islam untuk tujuan ini, pada tahun 1913 ia mendirikan Mourish science temple di New York, new Jersey. Dengan usahanya ini, gerakan Drew meluas ke pitsburgh, Detroid, Chicago, dan beberapa kota lain di daerah selatan.
    Gerakan yang dilancarkan Drew memakai simbol-simbol islam, seperti kitab suci al-Qur’an, memakai peci, memakai nama-nama muslim, dan penolakan terhadap kepercayaan tertentu dari agama Kristen, akan tetapi pada dasarnya gerakan ini merupakan campuran dari nasionalisme hitam dan kebangkitan Kristen dengan campuran yang menggabungkan dari ajran-ajarn islam. Ajaran ini bukan ajaran islam sejati, tetapi suatu penemuan yang penting bagi kesadaran islam.
    Penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan islam di Negara adikuasa ini sangat unik. Ketika ia masuk pertama-tama sebagai suatu system kepercayaan individu, yaitu kepercayaan budak-budak hitam yang beragama islam yang sangat teguh memegang agamanya (bilaly. Di sini, islam ditampilkan masih sangat sederhana dan masih belum jelas bentuknya. Hal ini di sebabkan pengetahuan para budak terhadap islam tidak mendalam. Ditambah lagi bahwa mereka hidup dibawah tekanan tuan-tuan yang memeras keringatnya tanpa memdulikan kebutuhan rohaninya. Namun, ketika islam memasuki pertumbuhan dan mulai menjadi suatu gerakan, ternyata ditampilkan oleh orang-orang yang telah memiliki tradisi keagamaan kristiani lebih mendalam dibanding dengan pengetahuannya tentang islam sehingga penampilannya penuh syubhat, mirip wajah Kristen dan islam sekaligus. Hal ini terbukti dari gerakan yang dilancarkan oleh Drew yang disanyalir sebagai gerakan nasionalis Negro dan kebangkitan Kristen dengan campuran ajaran-ajaran Islam.
Sejalan dengan misi yang dibawa drew, lukman Harun mencatat dari hasil kunjungannya ke Amerika, bahwa seorang pedagang sutra keliling misterius mempunyai nama banyak ssekali antara lain disebut Fard Muhammad, wali Fard, Wallace Muhammad, dan Wallace D. Fard atau disingkat W.D. Fard yang perkenalkan islam pada tahun 1930 sekaligus memperkenalkan Nation of Islam, is berkeliling ke Ghetto-Ghetto dan keperkampungan orang Negro yang waktu percaya kepada mistik dan tahayul.
W.D. fard menghilang secara misterius pada tahun 1934, kemudian digantikan oleh muridnya yang telah disiapkan, yaitu Elijah Muhammad yang dilahirkan dari keluarga Kristen pada tahun 1897 di Nandersfile Georgia. Ayahnya seorang pengkhotbah Baptis. Nama kecil Elijah Poople, kemudian setelah masuk Islam berganti nama dengan Elijah Muhammad, di bawah kepemimpinannya Nation of Islam dipindahkan ke Chicago. Elijah Muhammad  berusah menjelaskan dan menyebarkan lebih lurus lagi ajaran-ajaran yang di bawa oleh W.D. Fard yang bercampur dengan Ajaran Kristen.
Setelah Elijah Muhammad meninggal dunia pada tahun 1975, waallace Deen Muhammad yang berganti nama dengan Warith Deen Muhammad, putra kelima Elijah mengantikan kepemimpinan sang ayah. Pada pase ini Warith segera mengadakan perubahan-perubahan yang radikal dalam tubuh organisasi, dan membawanya lebih dekat kepada masyarakat muslim yang lain di Amerika Serikat.
Dalam tulisan Ihsan Ali Fauzi dan A.E. Priyono, jumlah persis kaum muslim di Amerika Serikat dewasa ini sulit diketahui, karena identitas agama tidak di cantumkan dalam sensus penduduk, namun demikian, menurut Y. Vonne Y. Haddad dan Jane I. Smith (1995), dua sarjana Amerika Serikat yang banyak melakukan penelitian  mengenai kaum muslim di Negara itu jumlah mereka sudah mencapai sekitar ti juta hingga empat juta orang. Menurut keduanya, pada awal abad mendatang, jumlah mereka akan melampau jumlauh kaum Yahudi.

Kesimpulan.
1.    Awal masuk nya islam di Amreka Serikat adalah dibawa oleh para pekerja atau budak, yang tidak memakan babi dan beriman kepada Allah.
2.    islam berkembang di Amerika banyak melalui organisasi-organisasi ataupun pergerakan-pergerakan  dalam pendidikan.
3.    Semakin berganti waktu islam di Amerika Serikat semakin Bertambah, bahkan di perkirakan akan melebihi jumlah kaum yahudi  yang ada di situ.                  

M.Thontawi, S.Pd.I
Unit Litbang Ma'had Al-jami'ah IAIN STS Jambi.




















ASAL USUL KERAJAAN SAFAWI

Pendahuluan


    Sejarah Islam sekarang telah berjalan lebih dari empat belas abad lamanya. Sebagaimana halnya sejarah setiap umat. Sejarah islam pun mengalami pasang surut. Pada periode tertentu islam mengalami pertumbuhan dan perkembangan, pada periode selanjutnya islam mengalami kemajuan dan kejayaan dan pada periode lain islam mengalami kemunduran bahkan kenhancuran.
    Satu diantara beberapa sejarah peradaban Islam yang cukup menarik untuk bahan kajian ilmiah, yaitu masa pertengahan khususnya pada abad ke-17, karena pada abad tersebut terdapat tiga kerajaan besar, yaitu kerajaan Syafawi di Persia, Kerajaan Mughal di India, dan Kerajaan Utsmani di turki, namun kali ini pemekalah akan  membahas salah satu kerajaan terbesar dianatara tiga kerajaan terbesar yang telah saya sebutkan diatas tadi yaitu kerajaan Syafawi.
    Dalam pembahasan makalah ini penyaji akan menjelaskan beberapa pokok pembahasan yaitu:
a.    Asal-usul berdiri kerajaan Syafawi
b.    Kemajuan yang pernah di capai
1.    Bidang Politik dan Sosial
2.    Bidang keagamaan
3.    Bidang ekonomi
4.    Bidang pengetahuan
5.    Bidang pembagunan fisik dan seni
C Sil-Silah Raja Kerajaan Syafawi

Pembahasan.
Kerajaan Syafawi.
a.    Asal-Usul kerajaan Syafawi.
Ketika kerajaan Utsmani sudah mencapai puncak kemajuannya, kerajaan Syafawi di Persia baru berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat. Dalam perkembangannya, kerajaan Syafawi sering bentrok dengan Turki Utsmani. Berbeda dari dua kerajaan besar Islam lainya (Utsmani dan Mughal), kerajaan Syafawi menyatakan syi’ah sebagai Mashab Negara. Karena itu kerajaan ini  dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya Negara Iran dewasa ini.
Kerajaan Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan. Tarekat ini diberi nama tarekat Safawiyah, didirikan pada waktu yang hampir bersamaan dengan berdirinya kerajaan Utsmani. Nama safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi al-Din (1252-1334 M), dan nama Safwi itu terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik. Bahkan, nama itu terus dilestarikan setelah gerakan  ini berhasil mendirikan kerajaan. .
Safi al-Din berasal dari keturunan orang yang berada dan memilih sufi sebagai jalan hidupnya. Ia keturunan dari Imam Syi’ah yang keenam, Musa al-Kazhim. Gurunya bernama  Syekh Taj al-Din Ibrahim Zahidi (1216-1301 M) yang dikenal dengan julukan Zahid al-Gilani. Karena prestasi dan ketekunannya dalam kehidupan Tasawuf, safi al-Din diambil menantu oleh gurunya tersebut.  Safi al-Din mendirikan tarekat Safawiyah seelah ia menggantikan guru dan sekaligus mertuanya yang wafat tahun 1301 M. pengikut tarekat ini sangat teguh memegang ajaran agama. Pada mulanya gerakan tasawuf Safawiyah bertujuan memeranggi orang-orang ingkar, kemudian memeragi golongan yang mereka sebut “ahli-ahli bidah”. Tarekat yang dipimpin Safi al-Din ini semakin penting terutama setelah ia  mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang bersifat lokal menjadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syria, dan Anatolia. Di Negeri-negeri di luar Ardabil Safi al-Din menepatkan seorang wakil yang memimpin murid-muridnya, wakil itu diberi gelar “Khalifah”.
Suatu ajaran agama yang dipegang secara fanatik biasanya kerap kali menimbulkan keingginan di kalangan penganut ajaran itu untuk berkuasa. Karena itu, lama kelamaan murid-murid tarekat Safawiyah berubah menjadi tentara yang teratur, fanatik dalam kepercayaan dan menetang setiap orang yang bermazhab selain Syi’ah. Kecendrungan memasuki dunia polik itu mendapat wujud kongkritnya pada masa kepemimpinan Juneid (1447-1460 M).
Ketika pimpinan tarekat dipegang oleh Junaid, aliran keagamaan ini memperluas gerekannya kewilayah politik, hingga muncul keinginan untuk mendirikan pemerintahan sendiri. Hingga tahap ini keinginan pendirian pemerintahan barangkali masih dapat dipahami sebagai motivasi jernih, (ikhlas) untuk memperluas syariat islam  sesuai paham yang diyakini Junaid dan jamaah tarekatnya. Setengah abad kemudia ternyata keinginan Junaid tersebut dapat terwujud dengan berdirinya kerajaan Dinasti Safawi di bawah proklamatornya Syah Ismail sejak itu pula paham Syi’ah (syi’ah dua belas) ditetapkan sebagai agama resmi pemerintah.

b.    Kemajuan yang Pernah Dicapai Pada Massa Kerajaan Syafawi
1.    Dalam bidang Politik dan Sosial.
keadaan politik pada masa Syafawi mulai bangkit kembali setelah Abbas naik tahta dari tahun 1587-1629 dan dia menata administrasi Negara dengan cara yang lebih baik, kondisi memprihatinkan kerajaan Syafawi dapat diatasi setelah raja syafawi yang kelima, Abbas I naik Tahta, ia ia memerintah dari tahun 1587-1629 langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas I dalam rangka memulihkan politik kerajaan syafawi adalah:
a.mengadakan pembenahan administrasi dengan cara pengaturan dan pengontrolan dari pusat.
b. pemindahan ibu kota ke Isfahan
c. berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qiziblash atas kerajaan Syafawi dengan cara membentuk pasukan baru yang anggotanya bangsa Georgia, Armenia, dan sircassia yang telah ada sejak raja tamh I
d. mengadakan perjanjian damai dengan Turki Utsmani
e. berjanji tidak akan menghina tiga Khalifah pada Khotbah jumat.(yatim, 1997:142).
Reformasi politik yang dilakukan oleh Abbas I tersebut berhasil membuat kerajaan syafawi kuat kembali. Setelah itu, Abbas I mulai memusatkan perhatiannya merebut kembali wilayah-wilayah kekuasaannya yang hilang (yatim, 1997:143).
    Selanjtnya, perlu diketahui bahwa kerajaan Syafawi dan Turki Utsmani sebelum Abad ke-17 sudah saling bermusuhan dan Syafawi mengalami banyak kekalahan, namun setelah Abbas I naik tahta kerajaan syafawi dalam merebut wilayah kekuasaan Turki Utsmani banyak mengalami kemenangan. Menurut Badri Yamin, rasa pemusuhan antara dua kerajaan aliran agama yang berbeda ini tidak pernah padam sama sekali. Abbas I mengarahkan serangan-serangannya ke wilayah kerajaan Turki Utsmani pada tahun 1602 M. Di saat Turki Utsmani berada dibawah sulthan Muhammad III. Pasukan Abbas I menyerang dan berhasil menguasai Tabriz, Sirwan, dan Baghdad. Sedangkan Nakh Chivan, Erivan, Ganja, dan Tiflis dapat dikuasai pada tahun 1605-2906 M. selanjutny pada tahun 1622 M. pasukan Abbas I berhasil merebut kepulauan Hurmuz dan mengubah pelabuhan Gumruh menjadi pelabuhan Bandar Abbas (Yaim,1997: 143)
Pada tahun 1902 M., pecahlah perang Turki dengan Austria dan tentara Turki yang lain terpaksa pergi memadamkan pemberontakan kaum tarekat jalaliah (Maulawiayah) di Asia kecil. Kesempatan ini di ambil Oleh Syekh Abbas dan berhasil merebut kembali Tibriz dari tangan Turki. Setelah itu, dirampas juga sirwan dan Akhirnya diambilnya Baghdad kembali yang sudah berkali-kali jatuh ke tangan Turki (hamka, 1981: 69).
Kemudian, ia sanggup menaklukkan negeri kaukasus dan diperkuatnya batas-batas kekuasaan sampai ke balakh dan Merv. Pada bulan maret 1622 M. ia dapat pula merampas pulau Hurmuz yang telah sekian lama menjadi pangkalan kekuatan bangsa portugis (hamka, 1981: 69). Sesudah Syah Abbas I, tidak ada lagi raja Syafawi yang kuat dan akhirnya kerajaan ini dapat dijatuhkan oleh Nadhir Syah (nasution,1985: 85).
2.     Kondisi keagamaan
Pada masa Abbas, kebijakan keagamaan tidaklagi seperti masa khalifah-khalifah sebelumnya yang senantiasa memaksakan agar syi’ah menjadi agama Negara, tetapi ia menanamkan sikap toleransi. Menurut hamka, terhadap politik keagamaan beliau tanamkan paham toleransi atau lapang dada yang amat besar. Paham syi’ah tidak lagi menjadi paksaan, bahkan orang sunni dapat hidup bebas mengerjakan ibadahnya. Bukan hanya itu saja, pendeta-pendeta Nasrani diperbolehkan mengembangkan ajaran agamanya dengan leluasa sebab sudah banyak bangsa Armenia yang telah menjadi penduduk setia dikota isfahan (hamka, 1981: 70).
3.    Kondisi Ekonomi
Stabilitas politik kerajaan Syafawi pada masa Abbas I ternyata telah memacu perkembangan perekonomian syafawi, terlebih setelah kepulauan Hurmuz dikuasai dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan dikuasai Bandar ini, salah satu jalur dagang laut antara timur dan barat yang biasa diperebutkan oleh belanda, inggris, dan perancis sepenuhnya menjadi milik kerajaan syafawi (yatim, 1997: 144). Disamping sektor perdagangan, kerajaan syafawi juga mnegalami kemajuan di sector pertanian terutama di daersh bulan sabit subur ( fortile crescent) (yatim,1997: 144). Namun, setelah Abbas I mangkat perekonomian, syafawi lambat laun mengalami kemunduran dan puncak kemundurannya terjadi pada masa kekuasaaan syafi Mirza. Pada masa itu, rakyat cendrung masa bodoh karena mereka sudah banyak memperoleh penindasan dari syafi Mirza.  Tetapi saudagar-saudagar bangsa asing banyak berdiam di Iran dan mengendalikan kegiatan ekonomi (hamka, 1981: 72).
4.    Nondisi Bidang Ilmu Pengetahuan
Dalam sejarah Islam, Bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang berperadaban tinggi dan berjasa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila pada masa kerajaan syfawi, khususnya ketika Abbas I berkuasa, tradisi keilmuan terus menerus berkembang. Berkembangnya ilmu pngetahuan masa kerajaan syafawi tidak lepas dari suatu doktrin mendasar bahwa kaum syi’ah tidak boleh taqlid dan pintu ijtihad selamanya terbuka. Kaum syi’ah tidak seperti kaum sunni yang mengatakan bahwa ijtihad telah berhenti dan orang mesti taqlid saja. Kaum syi’ah tetap berpendirisn bahwasanya mujtahid tidak terputus selamanya (Hamka, 1987: 70).
    Ilmuan yang melestarikan pemikiran-pemikiran Aristoteles, Al-farabi, dan Suhrowardi pada sekitar abad ke-17 dikerajaan syafawi adalah mullah sadr dan Mir Damad, (marshal G.S. Hodson, t, th.: 44). Dalam keterangan lain disebutkan, ada beberapa ilmuan yang selalu hadir di mejelis istana, yaitu Baha Al-Din Al-Syaerazi, filosof dan Muhammad bagir. Ibn Muhammad Damad , filosof ahli sejarah, teolog, dan ia seorang yang pernah mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah Zende, Rud, dan istana Chihil Sutun. Kota Isfahan juga di perindah dengan taman-taman yang ditata secara baik dan ketika Abbas wafat, beliau meninggalkan 162 masjid, 48 akademi, 1.802 penginapan, dan 273 pemandian yang ada di Isfahan.
    Di bidang seni, kemajuan tampak begitu jelas gaya arsitektur bagunannya, seperti terlihat pada masjid Syah  yang di bangun tahun 1603 M. unsur seni lainnya terlihat dalam bentuk kerajinan tangan, kerajinan karfet, permadani, pakain, tenunan, mode, embikar, dan benda seni lainnya. Seni lukis mulai di rintis sejak zaman Tamasp I, Raja Ismail pada tahun 1522 M. membawa pelukis Timur ke Tabriz, pelukis itu bernama Bizhard, pada zaman Abbas I berkembanglah kebudayaan, kemajuan, dan keagungan  pikiran mengenai seni lukis, pahat, syair, dan sebagainya. Diantara punjagga yang gemerlap Bintangnya, ialah Muhammad Bagir Ibn Muhammad damad, ahli filsafat dan ilmu pasti. Abbas sendiri asyik dengan ilmu tersebut, bahkan tidak segan Abbas mengadakan penyelidikan sendiri. Beliau tidak lengah mengerakan kemajuan pengetahuan-pengetahuan khususnya mengenai agama, terutama ilmu fiqih. Diantara ulama besar yang sangat ternama pada waktu itu adalah Burhanuddin al- Amili, selain seorang ahli agama beliapun ahli kebudayaan yang mengetahui soal-soal dari beberapa segi. Pada waktu itu, hidup juga filosof Shadaruddin Asyaerozi, ahli filsafat ketuhanan yang banyak mempengaruhi timbulnya paham bahai yang sekarang mengaku diri mereka agama baru. Demikian puncak kemajuan yang di capai oleh kerajaan Syafawi pada massa Abbas I abad ke-17 dan setelah Abbas I wafat, kondisi ilmu pengetahuan dan seni mengalami banyak kemunduran.



c.    Sil-silah Raja-raja Kerajaan Syafawi

Safi al-Din
( 1252-1334 M)

Sadar al-Din Musa
(1334-1399 M)

Khawaja Ali
(1399-1427 M)

Ibrahim
(1427-1447 M)


Juneid
(1447-1460 M)


Haidar
(1460-1494 M)




I. Ismail           Ali   
 (1501-1524 M)    ( 1494-1501 M)



3.Tahmasp I
(1524-1576 M)



Muhammad Khudabanda    3. Ismail II
(1577-1787 M)         ( 1576-1577 M)


5. Abbas I
(1588-1628 M)



6. Safi Mirza
(1628-1642 M)


7. Abbas II
(1642-1667 M.)


8. Sulaiman
(1667-1694 M)


9.Husein
(1694-1722 M)


10.Tahmasp II
(1722-1732 M)


11. Abbas III
(1732-1736 M )



Kesimpulan


Setelah mengkaji data-data yang masih sangat terbatas ini dapat disimpulkan bahwa praktik pendidikan dan kehidupan intelektual pada masa dinasti safawi ini secara keseluruhan diarahkan untuk memperkokoh doktrin paham Syi’ah. Namun demikian pada masa kerajaan safawi ini sudah mencapai puncak ilmu pengetahuannya dan terutama dalam bidang kesenian mulai dari arsitektur sampai dengan syair-yair yang menjadi suatu tren kemajuan pada saat itu. Dan yang paling penting juga pada masa kerajaan safawi sudah ada usaha untuk meneliti dan observasi kehidupan lebah.





Daftar Pustaka

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja grafindo,1998 cetekan ketujuh
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung,  Pustaka Setia, 2008
Hassan Ibrahim, Sejarah Dan Kebudayaan Islam, Yogyakarta, Kota Kembang, 1989
Hamka, Sejarah Umat Islam Jilid III, Jakarta: Bulan Bintang, 1981, cetakan keempat
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta : Kencana, 2008


M. Thontawi, S.Pd.I
Unit Litbang Ma'had Al-jami'ah IAIN STS Jambi.


                  

Pengkajian Pendidikan dasar Untuk mengantifasi Perkembangan IPTEK Dalam Era Globalisasi


       KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah, yang telah memberikan Rahmat dan KaruniaNya kepada kita semua sehingga saya mampu melaksanakan kewajiban-kewajiban diatas bumi ini, begitu juga pada kesempatan ini saya diberikan tugas untuk menulis Makalah dalam suatu kajian Pengkajian Pendidikan dasar Untuk mengantisifasi Perkembangan IPTEK Dalam Era Globalisasi. yaitu yang membahas berbagai kebijakan politik  dalam perrfektiv pendidikan sehingga kita bisa melihat sejauh mana pengaruhnya politik terhadapa pendidikan tersebut. Sebagaimana makalah ini kami buat dengan segala keterbatasan dan kekurangan pengetahuan kami sehingga kami sangat membutuhkan kritik dan saran terhadap tulisan yang kami rangkum dalam bentuk makalah dengan uraian-uraian yang membutuhkan penyempurnaan dari saudara-saudara  rekan sekalian termasuk kepada Dosen pengampu Bapak Prof. Dr. H. Lias Hasibuan, MA. untuk kiranya bisa memberikan masukan-masukan, untuk kesempurnaan makalah ini. Sehingga menjadi lebih sempurna.
    Dan akhirnya kami mengucapkan terimakasih atas kritik dan saran dari teman-teman sekalian sehingga kami bisa melaksanakan kewajiban dalam menulis makalah ini dalam bentuk satu makalah.


                                                                                                           Penulis

                                                                                                          M.Thontawi
 


1.    PENDAHULUAN

Perkembangan iptek dalam era globalisasi semakin terasa dalam kehidupan masa kini dengan laju perkembangan yang semakin meningkat. Bila kita tidak mempersiapkan diri untuk mengantisipasi dan berpartisipasi dalam arus perkembangan tersebut, kita tidak akan mampu bertahan dan bahkan akan tersisih dalam percaturan dengan bangsa-bangsa lain dan masa-masa yang akan datang. Salah satu cara untuk memprsiapkan diri guna menghadapi perkembangan tersebut adalah melalui penyelenggaraan upaya pendidikan yang relevan dan berkualitas sedini mungkin. Peningkatan relevansi dan kualitas pendidikan guna menghadapi perkembangan iptek dalam era globalisasi tersebut tidak hanya difokuskan pada jenjang pendidikan tinggi melainkan harus sudah diawali dari jenjang pendidikan dasar.
Pola kehidupan yang bersendikan iptek pada dasarnya dicirikan oleh sifatnya yang kompetitif, kreatif, dan mandiri yang didukung pula oleh kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama di antara berbagai pihak. Sampai saat ini, pola kehidupan yang ada di masyarakat kita masih belum sepenuhnya menggambarkan ciri pokok pola kehidupan yang bersendikan iptek. Peran penting pendidikan untuk menjembatani kesenjangan antara pola kehidupan sekarang dan pola kehidupan yang dituntut oleh perkembangan iptek memang tidak diragukan lagi.
Hasil pengamatan tentang praktek pendidikan yang berlaku sekarang tentang praktek pendidikan yang berlaku sekarang masih mengindikasikan adanya kelemahan yang perlu kita benahi. Hasil pengamatan yang dimaksud menunjukkan bahwa praktek pendidikan sampai sejauh ini lebih terfokus pada aspek pembelajran yang lebih menekankan pada pengembangan aspek dengan berorientasi pada pencapaian target (materi) kurikulum.
Upaya yang lebih realistis untuk mengoptiamalkan peran pendidikan untuk menghadapi masa depan adalah melalui optimalisasi dan pengkinian proses pembelajaran itu sendiri. Dengan mengoptimalkan proses pembelajaran, kita ingin mengakomodasi baik dampak instruksional (penguasaan kompetensi dalam bidang yang kita belajari) maupun dampak penyerta (pemilikan berbagai kompetensi lain yang diperlukan dalam kehidupan seperti ; disiplin, tanggung jawab, bekerja sama, dan kemampuan berkomunikasi). Bila dampak instruksioanal kita asosialisasikan dengan hard skills, maka dampak penyerta dapat kita asosiasikan dengan soft skill. Dalam proses pembelajaran, penumbuhan dampak penyerta/ soft skills ini dapat kiat upayakan melalui penggunaan yang mendidik dimana nilai-nilai kependidikan sudah terpadu dalan proses pembelajaran berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.

Dengan tetap mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar terkandung dalam standar isi tetap mata pelajan, kompetensi-kompetensi penting yang perlu dikembangkan untuk menyongsong kehidupan masa depan yang bersendikan iptek tersebut meliputi:
•    Ketrampilan berpikir analistis dan kritis (thinking skills);
•    Kemampuan memecahkan masalah (problem solving)
•    Sikap terbuka, kreatif, mandiri, disiplin, komunikatif dan mampu bekerjasama
•    Berpikir selektif dalam menghadapi dan menggunakan produk-produk teknologi;
•    Berkemampuan berpikir produktif / menghasilkan produk (dalam arti kata baik produk yang bersifat fisik (benda, alat, gambar dan sejenisnya) maupun produk non-fisik ( cara kerja, model, rumus, dan sejenisnya);
•    Berkemampuan mengolah bahan yang semula tidak berguna menjadi berguna; dan
•    Berkemauan dan berkemampuan mengakses informasi bagi pengembangan diri.
Pemilikan berbagai kompetensi yang diharapkan tersebut perlu didikung oleh pemilihan materi pembelajaran yang relevan, penerapan model-model pembelajaran yang efektif, dan peningkatan kualitas guru secara berkesinambungan, di samping upaya penyediaan fasilitas pembelajaran yang diperlukan. Dengan  melihat kondisi yang ada sekarang, upaya mewujudkan pembelajaran yang mendidik melalui pengembangan berbagai inovasi dalam materi, proses, dan sumberdaya pendukung, dapat dilakukan tanpa mengubah pola pembelajaran secara drastis. Diharapkan dengan upaya seperti ini dapat membawa peserta didik dan lulusan kearah pemilikan berbagai kompetensi yang diperlukan dalam menghadapi tantangan globalisasi.

Agar upaya semacam ini dapat berkembang menjadi upaya yang berlangsung secara berkesinambungan (sustainable development), diperlukan adanya payung kebijakan nasiaonal yang didukung / diperkuat oleh hasil-hasil penelitian. Data yang dihasilkan oleh penelitian tidak hanya diperlukan sebagai dasar pertimbangan bagi lahirnya kebijakan, melainkan juag untuk memperjelas baik materi kebijakan maupun upaya-upaya yang akan ditempuh dalam menindaklanjuti kebijakan yang dikeluarkan.

Berdasrkan uraian di atas, pertanyaan-pertanyaan pokok yang menggambarkan masalah yang akan dijawab melalui penelitian kebijakan ini adalah:
•    Materi-materi pembelajaran yang bagaimana yang dinilai potensi untuk mendukung pengembangan kompetensi peserta didik guna meghadapi perkembangan iptek dalam era globalisasi.
•    Model pembelajaran yang  bagaimana yang efektif dan dapat dilaksanakan oleh guru untuk mendukung pencapaian kompetensi-kompetensi tersebut?
•    Sumber-sumber belajar apa yang dapt digunakan dan diakses oleh para guru untuk keperluan pengembangan profesional masing-masing?
2.    METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development / research based development). Penelitian ini pada dasarnya dapat dilakukan pada semua mata pelajaran. Dengan mempertimbangakan urutan prioritasnya, penelitian ini difokuskan pada mata pembelajaran yang dinilai sangat potensial bagi pengembangan kemampuan dan wawasan iptek yaitu: matematika, IPA, dan IPS di SD/MI dan SMP/MTs.
Eksploirasi dan uji lapangan dilakukan dienam propinsi yaitu jawa tengah, jawa timur, sulawesi selatan, Nusa tenggara barat, kalimantan tengah, dan riau. Untuk kelancaran penelitian ini dilakukan kerjasama dengan perguruan tinggi dan dinas pendidikan di kota-kota besar yaitu Solo, Surabaya, Makassar, Mataram, palangka Raya, dan pekan Baru.

Langkah-langkah pokok pnegkajian IPTEK pendidikan dasar yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a.    penyiapan disain dan instrumen  oleh tim inti dan tim koordinasi daerah dilanjutkan dengan pembahasan oleh tim reviewer dan pemantapan.
b.    Studi penahuluan / eksploratoris yang dilakukan oleh tim koordiansi daerah
c.    Indentifikasi materi / pokok materi pokok oleh tim pengembang, yang dinilai mendukung pengembangan kemampuan dan wawasan iptek.
d.    Penyusunan model-model pembelajran oleh tim pengembang bekerja sama dengan guru-guru dari bandung dilanjutkan dengan pembahasan oleh tim reviewer dan pemantapan.
e.    Uji lapangan terbatas oleh tim pengembang dan guru-guru di bandung dilanjutkan dengan perbaikan model.
f.    Pelatihan guru-guru SD/MI & SMP/MTs di 6 propinsi oleh tim pengembang bekerja sama dengan guru-guru dari bandung dan tim koordiansi daerah
g.    Uji lapangan utama pada SD/MI & SMP/MTs di setiap provinsi oleh guru-guru setempat dengan pemantauan/ penilaian dan pembinaan oleh kepala sekolah, Dinas, Tim koordinasi Daerah, Tim pengembang, dan tim Inti.
h.    Perbaikan model oleh tim pengembang berdasarkan data hasil uji lapangan
i.    Penulisan laporan oleh tim inti, tim pengembang, dan tim koordinasi daerah.
Dalam menetapkan materi dan model pembelajaran yang potensial bagi pengembangan kemampuan dan wawasan iptek peserta didik digunakan sejumlah kriteria yang mengacu pada kompetensi-kompetensi penting yang perlu dikembangkan untuk menyongsong kehidupan masa depan yang bersendikan iptek seperti tertera pada bagian pendahuluan halaman 2 laporan ini.

Selain itu, juga didasarkan pada pertimbangan pembelajaran yang:
•    Menantang tapi menyenangkan ;
•    Secara teknis dapat dilaksanakan oleh guru-guru setelah melalui pelatihan singkat;
•    Dapat diwujudkan dengan menggunakan sarana yang dapat diperoleh dari lingkungan setempat.
3.    TEMUAN
a.    Materi-materi yang potensial
Dari setiap mata pelajaran yang dikaji, ditemukan sejumlah materi pokok yang potensial yaitu materi pokok hasil penjabaran standar isi dan standar kompetensi lulusan yang dapat dimuati materi iptek untuk mengembangkan kemampuan dan sikap peserta didik/ luluan. Hasil lengkap dapat dilihat pada lampiran laporan lengkap.
Pada dasarnya pembelajaran materi pokok yang bermuatan iptek itu dapat:
•    Dirancang dengan melibatkan keaktifan peserta didik (individual dan kelompok)secara optimal selama proses pembelajaran berlangasung, dan dapat
•    Bermuara pada pengembangan produk tertentu, baik produk yang bersifat fisik (benda, alat, gambar dan sejenisnya) maupun produk  non fisik (cara kerja, model, rumus, dan sejenisnya).
Mengingat salah satu hasil akhir pengkajian ini berupa model pembelajaran baik di SD/MI maupun SMP/MTs maka dipilih materi pokok sebagai berikut.


Mata pelajaran
    SD/MI    SMP/MTS
Matematika
    •    Keliling dan luas bangun datar (kls IV)
•    Volume balok dan kubus (kls V)    •    Bangun datar (kls VII)
•    Bangun ruang (kls VIII)
IPA    •    Struktur organ tubuh manusia (kls IV)
•    Penjernihan Air (kls V)     •    Mengelola sampah (kls VII)
•    Membuat dan merancang alat pemotong styrofoam dengan batere (kls VIII)
IPS    •    Sumber daya alam dan ke-giatan ekonomi penduduk (kls IV)
•    Kenampakkan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di indonesia (KLS IV)    •    Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu (kls VII)
•    Jenis dan proses terbentuknya hujan (kls VII)
•    Jenis dan proses terbentuknya angin (kls VII)
•    Permasalahan penduduk (kls VIII)
•    Letak indonesia (kls VIII)


b.    Model pembelajaran
Untuk setiap materi yang dipilih, telah dihasikan contoh medel pembelajaran yang elah diujilapangan dengan penjelasan sebagai berikut:

1). Medel pembelajaran cenderung mengarah pada pengabungan dua rumpun  medel yaitu information processing modal dan social modal. Inti model pemecahan masalah ( problem based instruction) dengan perorganisasi kelas secara kooperatip dan koloboratif( kelompok perserta didik). Langkah pembelajaran pada dasar terdiri dari 3 tahap.

2). Pengajuan peristiwa atau kejadian nyata oleh guru, Dilanjutkan dengan pengungkapan masalah oleh peserta didik.

3). Kegiatan pemecahan masalah oleh perserta didik dalam bentuk kerja kelompok, yang diakhiri dengan
a. laporan kelompok / diskusi kelas dan umpan balik (feedback) oleh guru
b. setiap model pembelajaran telah dikemas dalam komponen-komponen berikut:
1. program pembelajaran, yang terdiri atas: rencana pelaksanaan pembelajaran /RPP, bahan Ajar, lembar kerja siswa/ KLS, dan Alat Evaluasi
2. panduan guru
c. Perubahan yang tampak pada uji lapangan
    1. perubahan yang tampak pada peserta didik antara lain:
a. meningkatnya perhatian dan minat siswa terhadap proses pembelajaran yang dirasakan lebih menyenangkan;
b. meningkatnya kemampuan siswa menemukan pola-pola baru dalam pembelajaran matematika, IPA, dan IPS sebagai akibat dari penerapan pendekatan pemecahan masalah;
c. kemampuan siswa dalam menyampaikan gagasan dan berkomunikasi melalui latihan penyampaian dan diskusi laporan pada setiap akhir pelajaran;
d. berkembangnya keaktifan siswa dalam proses belajar sebagai akibat diterapkannya mekanisme kerja kelompok;
e. berkembangnya kegiatan bekerja sama diantara para siswa selama kegiatan kerja kelompok;
f. meningkatnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran sebagai akibat dari pola kegiatan belajar yang berlangsung
g. meningkatnya pemahaman siswa tentang materi / konsep yang di pelajrai karena diperoleh melalui hands-on experience.
        2. perubahan yang tampak pada guru, antara lain:
a. terdorongnya guru untuk mengembangkan pola-pola pembelajran iptek yang disesuaikan dengankondisi lingkungan;
b. terdorongnya guru untuk melakukan persiapan pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik;
terdorongnya guru untuk berkreasi dalam mengatasi kekurangan fasilitas / peralatan yang menunjang pembelajaran.

d. Kondisi yang diperlukan untuk melaksanakan model     pembelajaran.
Untuk suatu perubahan suatu yang positif, penerapan model-model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik secara optimal memerlukan kondisi sebagai berikut.
1.    kemampuan guru
kemampuan guru untuk mengola pembelajaran dengan jumlah siswa perkelas yang rata-rata mencapai 50 orang.
2.    waktu dan fasilitas pembelajran
untuk mencapai ketuntasan proses & hasil pembelajaran yang bernuansa iptek diperlukan waktu yang memadai. Selain itu, diperlukan failitas yang menunjang penerapan model pembelajaran.
3.    kebiasaan dan kompetensi guru
kebiasaan guru yang kreatif dan inovatif dalam praktek pembelajaran sangat diperlukan untuk keterlaksanaan pembelajran berwawasan iptek.
    e. Sumber Belajar Bbagi Ppengembangan Profesioanal Guru
        Dari hasil observasi dan wawancara dengan berabagai pihak di lapangan, diperoleh gambaran tentang berbagai sumber belajar yang ada dan dapat digunakan serta diakses guru khususnya yang ada dan dapat digunakan serta diakses guru khususnya bagi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berwawasan iptek dan umumnya bagi pengembangan profesional guru.
    Sumber-sumebr yang dimaksud dapat dikelompokkan dalam :
1.    media cetak-cetak, seperti:
a.    panduan-panduan pembelajaran yang dikeluarkan oleh Ditjen Dikti, Ditjen PMPTK, LPTK, dan LPMP
b.buku-buku teks dan modul yang ditulis oleh berbagai pakar pendidikan
c.tulisan-tulisan dalam majalah / jurnal / buletin pendidikan
2.    media eliktronok, khususnya internet
3.    lembaga dan kelompok-kelompok kerja, seperti LPTK, LPMP, dinas pendidikan, KKG/MGMP
    Berdasarkan hasil kajian pada umumnya para guru yang ikut serta dalam uji lapangan model pembelajaran bernuansa iptek, belum banyak mengakses sumber belajar tersebut. Hal ini antara lain disebabkan oleh kurangnya informasi tentang cara mengakses sumber-sumber belajar tersebut. Selain itu, banyak sumber belajra yang berupa tulisan mengenai hasil-hasil penelitian pengembangan iptek terkini yang tidak mudah tercerna oleh para guru.

4. SIMPULAN DAN REKOMENDASI.
    a. Simpulan
1. Materi yang pontesial untuk mengembangkan kemampuan dan wawasan iptek peserta didik adalah materi pokok yang pembelajarannya:
a. dapat dirancang dan diimplementasikan dengan melibatkan keaktifan peserta didik (individual dan kelompok) secara optimal selama proses pembelajaran berlangsung.
b. dapat bermuara terhadap pengembangan produk tertentu, baik produk yang bersifat fisik maupun produk non fisik.
2. Model pembelajaran yang pontensial untuk mengembangkan kemampuan dan wawasan inptek peserta didik adalah gabungan yaitu information proccecing model dan sosial model. Yang berbasis pada pemecahan masalah (problem based instruction) dengan pengorganisasian kelas secara kooperatif dan kolaboratif (kelompok peserta didik).
3. pada setiap daerah terdapat sejumlah sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh guru, berupa media cetak, media elektronik, maupun lembaga dan berbagai kelompok kerja. Tetapi, sumber-sumber belum banyak diakses oleh para guru.


b. Rekomendasi
        Sebagai tindak lanjut penelitian ini, direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1.    pimpinan Depdiknas mengeluarkan kebijakan nasional bagi penerapan model-model pembelajaran yang potensial untuk mengantisipasi perkembangan iptek dan globalisasi dengan menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan.
2.    BNSP perlu melakukan peninjauan kembali standard isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL) agar memungkinkan dikembangkannya proses pembelajaran yang mendidik sehingga guru dapat melakukan inovasi yang dapat memfasillitasi pengembangan ketrampilan berpikir (inkuiri, pemecahan masalah, berpikir kreatif), keterbukaan (otonomi, kooperatif, disiplin), dan produktivitas yang bermakna untuk kehidupan yang lebih baik.
3.    BNSP dan pusat penelitian pendidikan balitbang membuat panduan penyusunan soal-soal ujian akhir yang bersifat pemecahan masalah
4.    Ditjen Tinggi, sesuai dengan strategi jangka panjang pendidikan tinggi (HELTS) mendorong LPTK untuk meningkatkan upaya dalam mempersiapkan calon-calon guru sehingga mampu melakukan inovasi dalam pembelajaran yang mendidik.

M. Thontawi, S.Pd.I
Unit Litbang Ma'had Al-jami'ah IAIN STS Jambi